You Are Reading

0

Profil KH Zainuddin MZ

Unknown Kamis, 18 April 2013
 



Kita telah kehilangan salah satu pemuka agama islam yang dikenak dengan julukan "Dai Sejuta Umat" telah   KH Zainuddin MZ atau Zainuddin Muhammad Zein, 

Zainuddin tutup usia di umurnya ke-60. Lahir di Jakarta sebagai anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli. Masyarakat mulai mengenal ceramah-ceramahnya melalui kaset yang didengar berbagai lapisan kalangan. Kebiasaannya membanyol dan mendongeng sejak kecil terus berkembang hingga mengantarkannya menjadi Dai Sejuta Umat.

Sejak kecil Zainudin sering berpidato saat masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta.

Zainuddin sempat berkecimpung di dunia politik pada 1977. Dia pernah bergabung di partai berlambang Kabah (PPP). Kemudian juga pernah menjadi Ketua Umum Partai Bintang Reformasi. Alumni IAIN Sarif Hidayatullah menyandang gelar doktor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

1. Masa Kecil

Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga betawi asli. Sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk MTS  hingga tamat MA di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.

2. Karier

Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu ummat, maka tak salah kalau pers menjulukinya ‘Da'i Sejuta Umat’. Suami Hj. Kholilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tapi juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, da’i yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu Dangdut ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan Haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut "Nada Dakwah .
Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da’i juga sebagai . Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.
Sebelum masuk DPP, dia sudah menjadi pengurus aktif PPP, yakni menjadi anggota dewan penasihat DPW DKI Jakarta. Lebih jauh lagi, berkat kelihaiannya mengomunikasikan ajaran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari (sejak Pemilu 1977) sudah memanfaatkannya sebagai vote-getter. Bersama Raja Dangdut Rhoma Irama, Zainuddin berkeliling berbagai wilayah mengampanyekan partai yang saat itu bergambar Ka’bah -sebelum berganti gambar bintang. Hasil yang diperoleh sangat signifikan dan memengaruhi dominasi Golkar. Tak ayal, kondisi itu membuat penguasa Orde baru  waswas. Totalitas Zainuddin untuk PPP bisa dirunut dari latar belakangnya. Pertama, secara kultural dia wargaNadahtul , atau menjadi bagian dari keluarga besar NU. Dengan posisinya tersebut, dia ingin memperjuangkan NU yang saat itu menjadi bagian dari Fusi  PPP yang dipaksakan Orde Baru pada 5 Januari 1971. Untuk diketahui, ormas lain yang menjadi bagian fusi itu, antara lain, MI (MI), Perti , dan PSII.
Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Pada 20 Januari 2002 K.H. Zainudiin M.Z. bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon Pre oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.
Zainuddin kembali fokus untuk menebarkan dakwah dan kembali berada ditengah-tengah umat.
Pada 2010, nama Zainuddin dicoreng oleh kasus pengakuan seorang gadis  bahwa dirinya diperkos oleh Zainuddin. Kasus ini masih dalam penyelidikan.

Berikut profil Zainuddin:

Nama : KH Zainuddin Muhammad Zein (M.Z.)
Lahir : Jakarta, 2 Maret 1951
Agama: Islam

Istri :
Hj Kholilah

Putra Putri :
1. Fikri Haikal M.Z.
2. Lutfi M.Z.
3. Kiki M.Z.
4. Zaki M.Z.

Ayah: Turmudzi
Ibu: Zainabun

Karir
Pengurus aktif PPP,
Anggota dewan penasihat DPW DKI Jakarta.
Ketua umum PBR sampai tahun 2006.

Pendidikan
* S1 IAIN Syarif Hidayatullah
* Dr Hc Universitas Kebangsaan Malaysia
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 gudang status facebook